Gunung Merai kembali menyemburkan lava pijar pada hari Selasa, 07/03/2023. Peristiwa guguran tersebut dengan jelas terekam dalam video yang diperbesar sehingga peristiwa itu terlihat sangat dekat itu, tampak batu-batu berhamburan ketika guguran terjadi disertai asap tebal.
Narasi yang menyertai video itu menyebutkan jika pada Selasa, 7 Maret 2023 pagi Gunung Merapi mengalami guguran dari kubah lava 2021 yang berada di sisi barat daya. Detik-detik ambrolnya kubah lava terekam jelas di kamera yang berjarak sekitar 9 kilometer dari puncak gunung ke arah selatan tepatnya di bibir Kali Kuning.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santosa membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan dalam rentang waktu 00.00-12.00 WIB setidaknya terjadi tujuh kali guguran di Gunung Merapi.
BPPTKG mengamati terjadi 3 kali guguran lava pijar pada Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum guguran tersebut 1500 meter ke barat daya.
Selama periode pengamatan pada hari Selasa, 07/03/2023, dari pukul 00.00-06.00, terjadi 15 kali guguran, dengan amplitudo : 4-24 mm, dan durasi : 55-117.8 detik. Hybrid/Fase Banyak tercatat ada 4 kali, amplitudo : 4-10 mm, S-P : 0.4-0.5 detik, Durasi : 5.3-8.8 detik.
Vulkanik Dalam terjadi 19 kali, amplitudo : 9-20 mm, S-P : 0.6-1.2 detik, dan durasi : 7.4-12.6 detik.
Tektonik Jauh terjadi 1 kali, amplitudo : 4 mm, S-P : 5.52 detik, durasi : 44.4 detik.
Menurut pengamatan meteorologi, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 13-20 °C, kelembaban udara 68-92 persen, dan tekanan udara 656-687 mmHg.
Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 m di atas puncak kawah.
Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 m di atas puncak kawah.
Saat ini Gunung Merapi berstatus Siaga (Level III). Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas," kata Agus Budi Santosa, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Terutama pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan potensi bahaya pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. "Untuk lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak," tambahnya.
Masyarakat juga wisatawan, kata Agus, diminta tetap tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta tetap mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi. "Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih tetap di Level III atau Siaga," kata Agus.
No comments:
Post a Comment